Antara tahun 1819-1826 Pemerintahan Belanda melepaskan diri dari
Pemerintahan Inggris yang ditandai dengan upaya pengembalian kewenangan
dari para Bupati kepada Gubernur Jendral Van der Capellen. Dengan
demikian Kabupaten Karawang dihidupkan kembali sekitar tahun 1820,
meliputi wilayah tanah yang terletak di sebelah Timur kali
Citarum/Cibeet dan sebelah Barat kali Cipunagara. Dalam hal ini kecuali
Onder Distrik Gandasoli, sekarang Kecamatan Plered pada waktu itu
termasuk Kabupaten Bandung. Sebagai Bupati I Kabupaten Karawang yang
dihidupkan kembali diangkat R.A.A. Surianata dari Bogor dengan gelar
Dalem Santri yang kemudian memilih ibu kota Kabupaten di Wanayasa.
Pada masa pemerintahan Bupati R.A. Suriawinata atau Dalem Sholawat,
pada tahun 1830 ibu kota dipindahkan dari Wanayasa ke Sindangkasih, yang
kemudian diberi nama “PURWAKARTA” yang artinya Purwa: permulaan, karta:
ramai/hidup. Diresmikan berdasarkan besluit (surat keputusan) pemerintah kolonial (Gubernur Jendral Hindia Belanda) tanggal 20 Juli 1831 nomor 2.
Akan tetapi, nama Sindangkasih tetap digunakan, yaitu sebagai nama
distrik di wilayah ibukota kabupaten (sekarang menjadi nama kelurahan).
Keputusan tentang pemberian nama Purwakarta untuk ibukota baru Kabupaten
Karawang itu diumumkan dalam surat kabar pemerintah, Javasche Courant
nomor 97 yang terbit Selasa tanggal 16 Agustus 1831 sebagai berikut: “Door den Gouverneur General in Rade, is bepaald dat de hoofdplaats de Assistant-residentie Krawang, voortan den naam Poerwakarta†(“Gubernur Jenderal telah menetapkan, bahwa sejak waktu itu ibu kota Afdeling/Kabupaten Karawang bernama Purwakarta.
Surat keputusan tersebut adalah sumber akurat dan primer serta
mengandung makna yuridis formal. Oleh karena itu, tanggal 20 Juli 1831
merupakan fakta sejarah tentang berdirinya kota/tempat bernama
Purwakarta. Momentum inilah yang kemudian menjadi dasar dari Hari Jadi
Purwakarta yang diperingati tiap tahun.
Mengapa ibukota baru itu diberi nama Purwakarta? Mengenai asal-usul
dan arti nama Purwakarta pun terdapat beberapa versi. Versi umum
menyatakan nama itu berasal dari kata purwa dan karta dalam bahasa
Sansakerta. Purwa berarti yang pertama, karta berarti aman tentram dan
tertib atau ramai. Akan tetapi penjelasan mengenai arti kedua kata itu
berbeda antara satu versi dengan versi lain. Ada versi yang
menghubungkan arti Purwakarta dengan perang Cina Makao. Versi lain
menghubungkan kata itu dengan nama Purbasari, salah seorang
penasehat/kepercayaan Bupati R.A. Suriawinata yang besar peranannya
dalam mencari tempat untuk ibukota baru Kabupaten Karawang. Menurut
versi itu, kata purwa berasal dari kata purba, nama bagian depan dari
Purbasari. Versi mana yang paling mendekati kebenaran, memerlukan
penelitian secara khusus.
Sejak itu dimulailah pembangunan terutama dibidang fisik
infrastruktur, antara lain dengan pengurugan rawa-rawa untuk pembuatan
Situ Buleud, Pembuatan Gedung Keresidenan, Pendopo, Mesjid Agung, Tangsi
Tentara di Ceplak, termasuk membuat Solokan Gede, Sawah Lega dan Situ
Kamojing. Pembangunan terus berlanjut sampai pemerintahan Bupati
berikutnya.
Sumber: purwakartakab.go.id